Senin, 04 Juli 2022

TEKS PERSUASIF

 

BAB VI

TEKS PERSUASIF

A.    Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif

1.     Pengertian Teks Persuasif

Secara tidak langsung, teks tersebut menyampaikan ajakan kepada pembaca. Ajakan ditujukan kepada pelaku-pelaku dunia perfilman untuk membuat tontonan (sinetron) teenlit yang jujur, wajar, dan otentik. Dengan karakteristik tersebut, teks di atas digolongkan ke dalam teks persuasif. Teks tersebut berisi ajakan atau bujukan. Pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut mendorong seseorang untuk mengikuti harapan atau keinginan-keinginan penulis. Sebagai tulisan yang bersifat ajakan, pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut cenderung "mempromosikan" sesuatu yang diperlukan pembaca.

2.     Ajakan dalam Teks Persuasi

Adapun yang dimaksud dengan ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Seperti di dalam cuplikan-cuplikan di atas bahwa suatu ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Di samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu secara tersirat. Hal itu seperti yang tampak pada cuplikan teks di awal-awal bab ini. Walaupun tidak dinyatakan secara langsung, pembaca tetap akan memahami bahwa teks itu berisi suatu ajakan atau bujukan agar pembacanya itu berbuat sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya.

B.    Menyimpulkan Isi Teks Persuasi

1.     Simpulan Isi Teks Persuasi

Simpulan adalah rumusan akhir tentang sesuatu (misalnya, teks). Simpulan disusun berdasarkan pemahaman atau penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks itu.

2.     Langkah-Langkah Penyimpulan Teks Persuasi

Adapun langkah-langkah sistematis untuk merumuskan simpulan seperti itu sebagai berikut:

·       Membaca keseluruhan isi teks. (Menemukan gagasan umum)

·       Mencatat bagian-bagian penting dari isi teks itu. (Di awal/di akhir Paragraph)

·       Memahami hubungan logis antarbagian penting teks itu. (Hubungan kualitas)

·       Merumuskan simpulan isi teks secara ringkas dan jelas.

 

C.    Menelaah Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

1.     Struktur Teks Persuasi

Teks tersebut dibentuk oleh beberapa bagian, yang antarbagiannya disusun secara sistematis dan saling berhubungan. Teks itu diawali dengan pengenalan isu, diikuti dengan paparan sejumlah argumen. Setelah itu, dinyatakan ajakan-ajakan, yang diakhiri dengan dengan penegasan Kembali.

·       Pengenalan isu, yakni berupa berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.

·       Rangkaian argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Pada bagian ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumenargumennya itu.

·       Pernyataan ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu. Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan itu.

·       Penegasan kembali atas pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.

2.   Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

kaidah kebahasaan yang berfungsi sebagai penanda utama teks itu adalah terdapatnya penyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan sejenisnya

Untuk menjadikan pembaca lebih terbujuk, penulis mengunakan kata ganti kita. Dengan kata itu, menjadikan tidak ada pembeda antara dirinya dengan para pembaca; seolah-olah kepentingan pembaca juga sama-sama merupakan kepentingan penulis. Dengan demikian, daya bujuknya akan lebih kuat. Kaidah-kaidah kebahasaan lainnya yang menandai teks persuasi sebagai berikut.

·       Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkenaan dengan topik yang dibahas. Berkaitan dengan permasalahan remaja, digunakan kata-kata yang relevan dengan masalah itu, seperti teknologi internet, reproduksi, aborsi.

·       Menggunakan kata-kata penghubung yang argumentatif. Misalnya, jika, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Dalam teks persuasi lainnya, banyak juga yang di dalamnya digunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan. Ada pula yang menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data..., merujuk pada pendapat..... Pernyataan-pernyataan seperti itu digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.

TEKS EKSPLANSI


TEKS ESKPLANSI

Tadi pagi hujan turun dengan sangat deras. Jalan-jalan penuh dengan genangan air. Sampai sekolah pun terlambat karena jalan menjadi macet. Cerita semacam itu mungkin pernah kamu dengar dari teman, atau saudara ketika musim hujan tiba. Bahkan, mungkin kamu sendiri pernah pula mengalami pengalaman semacam itu. Cerita tentang proses peristiwa seperti di atas akan kamu pelajari pada bab ini. Cerita semacam itu pula yang disebut eksplanasi. Peristiwa-peristiwa alam, seperti terjadinya hujan, gempa bumi, dan peristiwa alam lainnya dapat disajikan dalam bentuk eksplanasi. Begitupun peristiwa-peristiwa yang terkait dengan masalah sosial, budaya; mungkin pula dengan politik dan ekonomi; banyak yang disajikan dalam jenis teks eksplanasi

 

A.    Menentukan Ciri-ciri Teks Eksplanasi

1.     Pengertian Teks Eksplanasi

Teks dengan ciri tersebut dapat disebut eksplanasi, yakni teks yang menjelaskan hubungan peristiwa atau proses terjadinya sesuatu. Selain proses perkembangan suatu tempat, teks eksplanasi dapat kamu temukan pada bacaan-bacaan lain yang menjelaskan proses terjadinya fenomena alam, sosial, atau budaya. Mungkin juga pada proses yang berkenaan dengan tubuh manusia.

2. Ciri-Ciri Teks Eksplanasi

Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf. Setiap paragraf mengusung sebuah topik, yaitu tentang terjadinya arus energi. Adapun kalimat-kalimat yang mengisi setiap paragrafnya berupa fakta. Fakta itu dirangkaikan dengan pola kronologis (urutan waktu) ataupun secara kausalitas (sebab akibat).

B.    Meringkas Teks Eksplanasi

1. Menentukan Gagasan Umum Teks Eksplanasi

Untuk meringkas teks eksplanasi kita perlu mengawalinya dengan memahami gagasan pokok (ide pokok) dari paragraf-paragrafnya. Berdasarkan gagasan umum itulah, kamu akan memadukannya menjadi teks baru yang lebih ringkas.

2. Langkah-Langkah Meringkas Teks Eksplanasi

Ringkasan disusun berdasarkan bagian-bagian penting yang ada di dalam teks. Gagasan penting itu biasanya berupa gagasan pokok, yang letaknya bisa di bagian awal ataupun pada bagian akhir paragraf. Gagasan pokok yang ada pada teks itu, lalu kita catat. Hasilnya kamu padukan dan diceritakan kembali dengan menggunakan kata-kata sendiri.

C. Menelaah Isi, Struktur, dan Kaidah Teks Eksplanasi

1. Isi Teks Eksplanasi

              Berdasarkan isinya, tampak bahwa teks eksplanasi menjelaskan suatu proses atau berupa rangkaian suatu fenomena ataupun kejadian, baik itu yang berkaitan dengan alam, sosial, ataupun budaya. Dalam pemaparannya, teks tersebut mungkin merupakan jawaban dari pertanyaan mengapa atau bagaimana.

a.     Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan mengapa, uraiannya akan bersifat kausalitas.

b.     Teks eksplanasi sebagai jawaban atas pertanyaan bagaimana, uraiannya akan bersifat kronologis.

2. Struktur Teks Eksplanasi

              Teks eksplanasi dibentuk oleh bagian-bagian tertentu. Perhatikan Kembali contoh teks tentang sejarah Kabupaten Bandung di depan. Struktur tersebut diawali dengan pengenalan fenomena, rangkaian peristiwa, hingga ulasan.

3. Kaidah Kebahasaan Teks Eksplanasi

            Teks eksplanasi memiliki kaidah-kaidah kebahasaan yang relatif berbeda dengan teks lain. Kaidah-kaidah yang dimaksud sebagai berikut.

·       Menggunakan konjungsi kausalitas, antara lain, sebab, karena, oleh sebab itu, oleh karena itu, sehingga.  

·       Menggunakan konjungsi kronologis (hubungan waktu), seperti kemudian, lalu, setelah itu, pada akhirnya.

·       Menggunakan kata benda yang merujuk pada jenis fenomena, bukannya pada kata ganti penceritanya. Kata ganti yang dimaksud, misalnya, Kabupaten Bandung, burung, gerhana, kesenian daerah, perkembangan budaya Papua.

·       Di dalam teks itu pun sering dijumpai kata teknis atau peristilahan, sesuai dengan topik yang dibahasnya

 

 

TEKS PERSUASIF

  BAB VI TEKS PERSUASIF A.     Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif 1.      Pengertian Teks Persuasif Secara tidak langsung, teks t...