BAB VI
TEKS PERSUASIF
A. Menemukan Ajakan dalam Teks Persuasif
1. Pengertian
Teks Persuasif
Secara tidak langsung, teks tersebut
menyampaikan ajakan kepada pembaca. Ajakan
ditujukan kepada pelaku-pelaku dunia perfilman untuk membuat tontonan (sinetron) teenlit yang
jujur, wajar, dan otentik. Dengan
karakteristik tersebut, teks di atas digolongkan ke dalam teks persuasif. Teks tersebut berisi ajakan
atau bujukan. Pernyataan-pernyataan di
dalam teks tersebut mendorong seseorang untuk mengikuti harapan atau keinginan-keinginan penulis. Sebagai
tulisan yang bersifat ajakan, pernyataan-pernyataan di dalam teks tersebut cenderung "mempromosikan" sesuatu yang diperlukan pembaca.
2. Ajakan
dalam Teks Persuasi
Adapun yang dimaksud dengan ajakan adalah kata-kata atau perbuatan untuk mengajak; undangan. Ajakan dapat pula berarti anjuran, imbauan, dan sebagainya (untuk melakukan sesuatu). Seperti di dalam cuplikan-cuplikan di atas bahwa suatu ajakan ditandai dengan kata-kata harus, hendaknya, sebaiknya, usahakanlah, jangan, hindarilah, dan sejenisnya. Di samping itu, tidak sedikit pula teks persuasi yang menyampaikan ajakannya itu secara tersirat. Hal itu seperti yang tampak pada cuplikan teks di awal-awal bab ini. Walaupun tidak dinyatakan secara langsung, pembaca tetap akan memahami bahwa teks itu berisi suatu ajakan atau bujukan agar pembacanya itu berbuat sesuatu sesuai dengan harapan penulisnya.
B. Menyimpulkan
Isi Teks Persuasi
1. Simpulan
Isi Teks Persuasi
Simpulan
adalah rumusan akhir tentang sesuatu (misalnya, teks). Simpulan disusun berdasarkan pemahaman atau
penalaran kita terhadap keseluruhan isi teks
itu.
2. Langkah-Langkah
Penyimpulan Teks Persuasi
Adapun
langkah-langkah sistematis untuk merumuskan simpulan
seperti itu sebagai berikut:
·
Membaca keseluruhan isi teks. (Menemukan gagasan
umum)
·
Mencatat bagian-bagian penting dari isi
teks itu. (Di
awal/di akhir Paragraph)
· Memahami
hubungan logis antarbagian penting teks itu. (Hubungan kualitas)
·
Merumuskan simpulan isi teks secara
ringkas dan jelas.
C. Menelaah
Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi
1. Struktur
Teks Persuasi
Teks
tersebut dibentuk oleh beberapa bagian,
yang antarbagiannya disusun secara sistematis dan saling berhubungan. Teks itu diawali dengan pengenalan isu,
diikuti dengan paparan sejumlah argumen.
Setelah itu, dinyatakan ajakan-ajakan, yang diakhiri dengan dengan penegasan Kembali.
·
Pengenalan isu, yakni
berupa berupa pengantar atau penyampaian tentang masalah
yang menjadi dasar tulisan atau pembicaraannya itu.
· Rangkaian
argumen, yakni berupa sejumlah pendapat penulis/pembicara terkait dengan isu yang dikemukakan pada
bagian sebelumnya. Pada bagian
ini dikemukakan pula sejumlah fakta yang memperkuat argumenargumennya itu.
· Pernyataan
ajakan, yakni sebagai inti dari teks persuasi yang di dalamnya dinyatakan dorongan kepada
pembaca/pendengarnya untuk melakukan sesuatu.
Pernyataan itu mungkin disampaikan secara tersurat ataupun tersirat. Adapun kehadiran argumen berfungsi untuk
mengarahkan dan memperkuat ajakan-ajakan
itu.
·
Penegasan kembali atas
pernyataan-pernyataan sebelumnya, yang biasanya ditandai
oleh ungkapan-ungkapan seperti demikianlah, dengan demikian, oleh karena itulah.
2. Kaidah
Kebahasaan Teks Persuasi
kaidah
kebahasaan yang berfungsi sebagai
penanda utama teks itu adalah terdapatnya penyataan-pernyataan yang mengandung ajakan, dorongan, bujukan, dan
sejenisnya
Untuk menjadikan pembaca lebih terbujuk,
penulis mengunakan kata ganti kita.
Dengan kata itu, menjadikan tidak ada pembeda antara dirinya dengan para pembaca; seolah-olah kepentingan
pembaca juga sama-sama merupakan kepentingan
penulis. Dengan demikian, daya bujuknya akan lebih kuat. Kaidah-kaidah kebahasaan lainnya yang
menandai teks persuasi sebagai berikut.
·
Menggunakan kata-kata teknis atau
peristilahan yang berkenaan dengan topik
yang dibahas. Berkaitan dengan permasalahan remaja, digunakan kata-kata yang
relevan dengan masalah itu, seperti teknologi internet, reproduksi, aborsi.
·
Menggunakan kata-kata penghubung yang
argumentatif. Misalnya, jika, sebab,
karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Dalam teks persuasi lainnya, banyak juga
yang di dalamnya digunakan kata-kata
kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat,
berasumsi, menyimpulkan. Ada pula yang
menggunakan kata-kata perujukan, seperti berdasarkan data..., merujuk pada pendapat.....
Pernyataan-pernyataan seperti itu digunakan untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang
digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.